Senin, 02 Februari 2009

Belajar dari kelalain

Ibu, uang kembalian sebesar 40 rb itu, hilang", kata anakku pada saat kami baru pulang. Tentu saja kami sebagai orang tua agak marah, "ya sudah, kamu tidak mendapat uang jajan, selama 4 hari, jawab kami. Dengan berat hati kami mencoba untuk memberikan ketegasan kepada anakku untuk lebih berhati-hati.

Kami ajak ia berdiskusi, dan mencoba untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebagai pengganti uang jajan, ia harus membawa makanan dari rumah, kami beri kepercayaan kepadanya untuk memasak sendiri, kebetulah masih ada chicken nugget dan telur, dan ia pun setuju.

Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah ia sudah memasak, melihat komitmen yang diberikannya cukup bagus akhirnya istriku mendampingi anakku menyiapkan makanannya. Ketika mobil antar jemputnya sudah tiba, ia segera berangkat dengan mencium tangan kami berdua. "belajar yang baik ya nak", pinta kami kepadanya. Alhamdulillah, anakku dapat mengerti tentang konsekuensi dari sikap. kami mengajarkan kepadanya, setiap tindakan pasti ada konsekuensinya. Mudah-mudahan ini dapat menjadi bekal hidupnya dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

Istriku dapat mengendarai mobil

Sudah sejak lama istriku ingin sekali diberi kepercayaan untuk mengendarai mobil. Padahal beliau sudah saya ajari dan ia dapat mengendarai dengan cukup baik. Dimulai dengan belajar fungsi rem, kopling, gas, dan persneling, istriku dapat mengoperasikannya disekitar komplek rumah kami. Tetapi hatiku masih belum secara bulat mempercayainya untuk membawa kendaraan di jalan raya, hal ini disebabkan kekhawatiranku yang berlebihan disebabkan rasa cintaku yang besar kepadanya, takut terjadi apa-apa. Tetapi dengan adanya ketidakpercayaan saya itu mengakibatkan, aktivitas istriku menjadi tergantung kepada supir yang sudah mahir, dalam hal ini, saya. Ketika perjalanan jauh dan kondisi sang supir sudah lelah, terpaksa perjalanan harus dihentikan, menunggu sang supir tidur dulu.

Dari beberapa pertimbangan yang diolah dalam diri saya sendiri, akhirnya pada hari Minggu, tanggal 1 Februari, dengan lapang dada saya berikan kepercayaan kepada istriku untuk membawa kendaraan ke Cimanggis Depok. Alhamdulillah, istriku mengendarai kendaraan dengan selamat, demikian juga pada saat besoknya ketika kami pulang. Istriku semakin percaya diri, dan pada hari ini pun saya beri kepercayaan ia untuk mengendarai kendaraan dari rumah kami di Parung menuju Ciputat, tempat kami bekerja.

Dengan adanya pengalaman di berbagai medan, istriku semakin menguasai mengendarai kendaraannya, mulai dari cara mengendarai di saat macet dengan medan datar dan saat macet dengan medan menanjak. Sekarang saya semakin sadar, pentingnya memberi kepercayaan kepada orang-orang yang dekat dengan kita.